Tugas 4
1. Jelaskan jika terjadi peredaran
uang di Indonesia dianggap dapat menimbulkan Inflasi maka BI sebagai pelaksana
kebijaksanaan moneter atau melakukan tindakan apa saja?
Karena
akibat meningkatnya uang yang beredar di masyarakat, artinya terdapat
penambahan jumlah uang yang beredar, sehingga para produsen menaikkan harga
barang sehingga dapat menimbulkan inflasi.
Bank sentral memainkan peranan penting dalam
mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan
tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki
kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh
diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini
disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang
independen — salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan
menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian — akan mendorong
tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral
umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan
harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai
tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang
dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs).
Saat ini pola inflation
targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia,
termasuk oleh Bank Indonesia.
BI mempunyai
3 tugas utama, yaitu menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank. Dalam rangka menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter tersebut, BI berwenang menetapkan sasaransasaran
moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi yang ditetapkan. Perlu
dikemukakan bahwa tugas pokok BI berubah sejak diterapkannya undang-undang
tersebut, yaitu dari multiple objective (mendorong pertumbuhan ekonomi,
menciptakan lapangan kerja, dan memelihara kestabilan nilai rupiah) menjadi single
objective (mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah). Dengan demikian
tingkat keberhasilan BI akan lebih mudah diukur dan dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat.
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank. Dalam rangka menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter tersebut, BI berwenang menetapkan sasaransasaran
moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi yang ditetapkan. Perlu
dikemukakan bahwa tugas pokok BI berubah sejak diterapkannya undang-undang
tersebut, yaitu dari multiple objective (mendorong pertumbuhan ekonomi,
menciptakan lapangan kerja, dan memelihara kestabilan nilai rupiah) menjadi single
objective (mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah). Dengan demikian
tingkat keberhasilan BI akan lebih mudah diukur dan dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat.
Seperti
dikemukakan diatas bahwa kontrol BI atas inflasi sangat terbatas, karena
inflasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh karena itu, BI selalu melakukan
assessment terhadap perkembangan perekonomian, khususnya terhadap
kemungkinan tekanan inflasi. Selanjutnya respon kebijakan moneter didasarkan
kepada hasil assessment tersebut. Perlu disampaikan pula bahwa pengendalian
inflasi tidak bisa dilakukan hanya melalui kebijakan moneter, melainkan juga
kebijakan ekonomi makro lainnya seperti kebijakan fiskal dan kebijakan di sektor riil.
Untuk itulah koordinasi dan kerjasama antar lembaga lintas sektoral sangatlah
penting dalam menangani masalah inflasi ini.
inflasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh karena itu, BI selalu melakukan
assessment terhadap perkembangan perekonomian, khususnya terhadap
kemungkinan tekanan inflasi. Selanjutnya respon kebijakan moneter didasarkan
kepada hasil assessment tersebut. Perlu disampaikan pula bahwa pengendalian
inflasi tidak bisa dilakukan hanya melalui kebijakan moneter, melainkan juga
kebijakan ekonomi makro lainnya seperti kebijakan fiskal dan kebijakan di sektor riil.
Untuk itulah koordinasi dan kerjasama antar lembaga lintas sektoral sangatlah
penting dalam menangani masalah inflasi ini.
Sasaran
akhir kebijakan moneter BI di masa depan pada dasarnya lebih
diarahkan untuk menjaga inflasi. Pemilihan inflasi sebagai sasaran akhir ini sejalan
pula dengan kecenderungan perkembangan terakhir bank-bank sentral di dunia,
dimana banyak bank sentral yang beralih untuk lebih memfokuskan diri pada upaya
pengendalian inflasi. Alasan yang mendasari perubahan tersebut adalah, pertama,
bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa dalam jangka panjang kebijakan moneter
hanya dapat mempengaruhi tingkat inflasi, kebijakan moneter tidak dapat
mempengaruhi variabel riil, seperti pertumbuhan output ataupun tingkat
pengangguran. Kedua, pencapaian inflasi rendah merupakan prasyarat bagi
tercapainya sasaran makroekonomi lainnya, seperti pertumbuhan pada tingkat
kapasitas penuh (full employment) dan penyediaan lapangan kerja yang seluasluasnya.
Ketiga, yang terpenting, penetapan tingkat inflasi rendah sebagai tujuan
akhir kebijakan moneter akan menjadi nominal anchor berbagai kegiatan ekonomi.
Strategi yang digunakan oleh BI dalam mencapai sasaran inflasi yang rendah adalah
:
- mengkaji efektivitas instrumen moneter dan jalur transmisi kebijakan moneter.
- menentukan sasaran akhir kebijakan moneter.
- mengidentifikasi variabel yang menyebabkan tekanan-tekanan inflasi.
- memformulasikan respon kebijakan moneter.
Dapat ditambahkan bahwa laju inflasi yang diperoleh dari indeks harga konsumen
(IHK) sebagai sasaran akhir dan laju inflasi inti (core atau underlying inflation)
sebagai sasaran operasional.
diarahkan untuk menjaga inflasi. Pemilihan inflasi sebagai sasaran akhir ini sejalan
pula dengan kecenderungan perkembangan terakhir bank-bank sentral di dunia,
dimana banyak bank sentral yang beralih untuk lebih memfokuskan diri pada upaya
pengendalian inflasi. Alasan yang mendasari perubahan tersebut adalah, pertama,
bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa dalam jangka panjang kebijakan moneter
hanya dapat mempengaruhi tingkat inflasi, kebijakan moneter tidak dapat
mempengaruhi variabel riil, seperti pertumbuhan output ataupun tingkat
pengangguran. Kedua, pencapaian inflasi rendah merupakan prasyarat bagi
tercapainya sasaran makroekonomi lainnya, seperti pertumbuhan pada tingkat
kapasitas penuh (full employment) dan penyediaan lapangan kerja yang seluasluasnya.
Ketiga, yang terpenting, penetapan tingkat inflasi rendah sebagai tujuan
akhir kebijakan moneter akan menjadi nominal anchor berbagai kegiatan ekonomi.
Strategi yang digunakan oleh BI dalam mencapai sasaran inflasi yang rendah adalah
:
- mengkaji efektivitas instrumen moneter dan jalur transmisi kebijakan moneter.
- menentukan sasaran akhir kebijakan moneter.
- mengidentifikasi variabel yang menyebabkan tekanan-tekanan inflasi.
- memformulasikan respon kebijakan moneter.
Dapat ditambahkan bahwa laju inflasi yang diperoleh dari indeks harga konsumen
(IHK) sebagai sasaran akhir dan laju inflasi inti (core atau underlying inflation)
sebagai sasaran operasional.
2. Faktor
utama yang menyebabkan timbulnya perdagangan internasional?Jelaskan!
Tiap negara
ingin agar penduduknya makmur dan sejahtera. Untuk itu, segala sumber daya yang
dimiliki dikerahkan untuk menghasilkan berbagai macam barang dan jasa. Produksi
untuk berbagai jenis komoditas tertentu mungkin berlebih (surplus),
tetapi untuk komoditas lainnya mungkin kurang (minus), atau tidak ada sama.
Kelebihan produksi atas kebutuhan dalam negeri dijual atau diekspor ke luar
negeri, sedang kekurangannya didatangkan atau diimpor dari luar negeri. Adanya
kelebihan dan kekurangan produksi inilah yang mendorong timbulnya perdagangan
internasional. Selain untuk menjual kelebihan produksi, perdagangan
internasional diperlukan untuk mengimpor kekurangan produksi.
Sekarang faktor apa saja yang mempengaruhi perdagangan internasional? Tentu ada banyak faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah yang sebagai berikut.
Sekarang faktor apa saja yang mempengaruhi perdagangan internasional? Tentu ada banyak faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah yang sebagai berikut.
- Perbedaan sumber daya alam yang dimiliki : Sumber daya alam yang dimiliki masing-masing negara berbeda. Jarang sekali suatu negara dapat memenuhi seluruh kebutuhannya dengan sumber daya alam yang dimilikinya. Oleh karena itu masing-masing negara harus melakukan pertukaran.
- Efisiensi (penghematan biaya produksi) : dengan adanya perdagangan internasional suatu negara dapat memasarkan hasil produksinya pada banyak negara. Negara tersebut berproduksi dalam jumlah besar sehingga dapat menurunkan biaya produksi. Barang yang diproduksi dalam jumlah besar akan lebih murah daripada barang yang diproduksi dalam jumlah kecil.
- Tingkat teknologi yang digunakan : Beberapa negara yang telah menggunakan teknologi lebih modern dapat memproduksi barang dengan harga lebih murah daripada yang menggunakan teknologi sederhana. Sebagai conto indonesia mengimpor mobil dari jepang karena jepang telah maju dalam teknologi pembuatan mobil
- Selera : Indonesia mengimpor buah apel dari Amerika Serikat padahalbuah apel dapat dihasilkan di dalam negeri. Buah apel dari Amerika Serikat menurut sebagian orang lebih mengundang selera dibandingkan buah apel lokal.
Faktor
yang juga berpengaruh terhadap perdagangan internasional adalah faktor sosial,
budaya, politik, dan pertahanan keamanan (hankam).
3. Sebutkan
ciri-ciri suatu negara yang telah berhasil membangun negara?
Indikator
negara maju dan berkembang dapat dilihat dari keberhasilan pembangunan di
bidang sosial ekonomi.
Indikator
tersebut anatara lain adalah:
- Jumlah penduduk
- Tingkatr pertumbuhan penduduk
- Tingkat kematian bayi
- Rata rata kelahiran hidup
- Usia harapan hidup
- Pendapatan perkapita
Negara maju
(developed cauntry) jika negara tersebut memiliki standart hidup yang tinggi,
dengan tingkat pendapatan perkapita tinggi, pertumbuhan penduduk yang rendah,
serta memiliki fasilitas sosial yang lengjap untuk melayani kebutuhan
masyarakat. Sedangkannegara berkembang (developing cauntry) adalah negara yang
pendapatan perkapitanya rendah, angka pertumbuhan hidup tinggi, infrastruktur
dan fasilitas sosial tidak memadai, kesehatan serta pendidikan masih rendah.
- Ciri ciri negara maju
- Pendapatan perkapita tinggi
- Eksport utama barang sekunder ( manufaktur) dan tersier ( jasa )
- Persentase penduduk yang tinggak di kota lebih besar dibanding yang tinggal di desa
- Mata pencaharian penduduk dibidang industri dan jasa
- Pertumbuhan penduduk sangat rendah
- Angka harapan hidup tinggi
- Angka kelahiran rendah
- Persentase penduduk usia muda rendah
- Tingkat pengangguran rendah
- Tingkat produktifitas tinggi
2 Ciri- ciri
Negara berkembang
- Pendapatan perkapita rendah sampai sedang
- Eksport utama produksi primer ( hasil pertanian, kehutanan, pertambangan)
- Persentase penduduk yang tinggal di desa lebih besar dibanding kan yang tinggal di kota
- Mata pencaharian penduduk bidang agararia
- Pertumbuhan penduduk sedang sampai timggi
- Angka harapan hidup rendah sampai menengah
- Angka kelahiran tinggi
- Persentase penduduk muda lebih tinggi
- Tingkat pengangguran tinggi
- Produktifitas rendah
- Ketergantungan terhadap negara maju
a. Sumber
Daya Alam Dimanfaatkan secara Optimal
Pemanfaatan
teknologi dan kepemilikan modal membuat masyarakat di negara maju mampu
memanfaatkan sumber daya alam secara optimal, menemukan sumber daya alam baru, ataupun memanfaatkan
sumber daya alam yang telah ada sebagai energi alternatif. Misalnya pemanfaatan
tenaga angin, air, atau energi matahari untuk menggantikan fungsi dari energi
minyak bumi.
b . Dapat
Mengatasi Masalah Kependudukan
Hal ini
dikarenakan angka pertumbuhan kecil, jumlah penduduk pada umumnya tidak terlalu
banyak, angka beban ketergantungan kecil, kualitas dan produktivitas penduduk tinggi,
pendapatan perkapita tinggi, dan peluang
kerja dan kesempatan berusaha terbuka luas.
c .
Produktivitas Masyarakat Didominasi Barang-
Barang Hasil
Produksi dan
Jasa Kegiatan ini tidak memerlukan lingkungan agraris, sehingga dapat
dipastikan bahwa > 70% penduduk negara maju tinggal di perkotaan.
d . Tingkat
dan Kualitas Hidup Masyarakat Tinggi
Tingginya
kualitas penduduk mendorong semakin tingginya produktivitas masyarakat yang
bermuara pada semakin tingginya pendapatan perkapita dan pendapatan nasional.
e. Ekspor
yang Dilakukan adalah Ekspor Hasil Industri dan Jasa
Ada kalanya,
suatu negara maju sangat minim sumber daya alam atau bahkan tidak memiliki
sumber daya alam sama sekali, namun dapat menghasilkan produk olahan sumber
daya alam. Misalnya, hasil minyak mentah dari negara Inggris sangat minim,
namun negara tersebut mampu menghasilkan produk olahan minyak bumi dan
memasarkannya ke seluruh penjuru dunia. Kebutuhan minyak mentahnya tercukupi
dengan cara mengimpor dari negara-negara lain yang umumnya termasuk dalam
kategori negara-negara berkembang.
f.
Tercukupinya Penyediaan Fasilitas Umum
Negara maju
memiliki kemampuan berupa sarana dan dana dalam memberikan pelayanan fasilitas
umum yang memadai bagi warganya. Hal ini juga didukung dengan tingginya tingkat
kesadaran warga masyarakatnya dalam memelihara dan memanfaatkan ketersediaan
sarana fasilitas umum yang ada.
g. Kesadaran
Hukum, Kesetaraan Gender, dan Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia Dijunjung
Tinggi
Masyarakat
di negara maju pada umumnya memiliki disiplin yang tinggi dalam mematuhi hukum.
Pemerintahan
yang berjalan menerapkan prinsip akuntabilitas (dapat dipertanggungjawabkan)
serta transparansi (terbuka) dalam berbagai tindakan dan pengambilan keputusan.
Jenis kelamin tidak lagi dipermasalahkan dalam penentuan jabatan, namun
kemampuanlah yang diperhitungkan. Penghormatan terhadap hak asasi manusia
dijunjung tinggi, bahkan untuk golongan minoritas, misalnya untuk kaum difabel
(different ability) seperti orang tua, tuna netra, atau penyandang cacat fisik
yang lain diberi fasilitas khusus dan porsi atau kesempatan kerja yang sejajar
dengan masyarakat normal.
h. Tingkat
Pendidikan Relatif Tinggi
Tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator
penting yang menunjukkan kualitas penduduk suatu negara. Di negara-negara maju
secara umum penduduknya sudah memiliki kesadaran tinggi akan arti penting
pendidikan dan penguasaan Iptek. Hal tersebut terlihat dari angka partisipasi
belajar penduduk negara-negara maju yang sangat tinggi. Tingginya tingkat
pendidikan penduduk di negara maju juga ditunjang oleh sistem pendidikan yang
baik dan anggaran pendidikan yang tinggi dari pemerintah.
i . Tingkat
Pendapatan Penduduk Relatif Tinggi
Kemajuan
tingkat pendidikan serta penguasaan Iptek oleh mayoritas penduduk menjadikan
negara maju memiliki potensi SDM yang berkualitas tinggi. Kondisi demikian
membuat penduduk negara maju tidak lagi menggantungkan sektor pertanian sebagai
penghasilan utama, tetapi di sektor industri, jasa dan perdagangan. Variasi pekerjaan
di berbagai sektor tersebut menjadikan penduduk negara maju memiliki pendapatan
rata-rata tinggi. Penghasilan penduduk yang tinggi akan berdampak pada
pendapatan perkapita yang tinggi pula.
j . Tingkat
Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata
penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi, sehingga kesadaran masyarakat akan arti penting kesehatan
juga sudah baik. Selain itu pihak pemerintah juga memberikan perhatian yang
sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui pembangunan berbagai
sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang dapat dijangkau oleh semua lapisan
masyarakat. Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik, dapat
terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup
penduduk yang tinggi di negara maju.
5. Benarkah
inflasi selalu merugikan? Jelaskan!
Inflasi
memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya
inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif
dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada
saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau
dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja,
menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para
penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh
juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka
menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap,
inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri
tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun
kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan
keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan
dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji
mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi juga
menyebabkan orang enggan untuk menabung
karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan
menghasilkan bunga, namun jika
tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan
menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit
berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank
yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
Bagi orang
yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat
pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan
pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang
meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang
pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
Bagi produsen,
inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi
daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong
untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar).
Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya
merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen
bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup
mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya
terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum,
inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong
kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif,
kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca
pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar