5.Pengertian Sisa Hasil Usaha
Menurut UU No.25/1992, tentang perkoperasian, Bab IX, pasal 45 adalah sebagai berikut:
SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurang dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
Rumus Pembagian SHU
Acuan dasar membgi SHU adalah prinsip-prinsip dasar koperasi yang menyebutkan bahwa, pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
Dengan demikian , SHU koperasi di terima oleh anggota bersumber dari 2 kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiru, yaitu:
1) SHU atas jasa modal
Pembagian ini juga sekalius mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasinya sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SGU pada tahun buku yang bersangkutan.
2) SHU atas jasa usaha
Jasa ini mnegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau pelanggan,
Secara umum SHU koperasi di bagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada Anggaran Dasar/ Anggeran Rumah Tangga Koperasi sebagai berikut:
- Cadangan koperasi
- Jasa anggota
- Dana pengurus
- Dana karyawan dana pendidikan
- Dana sosial
- Dana untuk pembagunan sosial
Berdasarka rumus pembagian SHU, KOMIDA bersumber dari SHU atas jasa usaha, yang menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai.
Prinsip-Prinsip Pembagian SHU
1)SHU yang di bagi adalah yang bersumber dari anggota
2)SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yamg dilakikan anggota sendiri.
3)Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan
4)SHU anggota di bayar secara tunai
Dari prinsip prinsip yang ada, KOMIDA melakukan pembagia SHU secara trasparan.
6.Fungsi Manajemen Koperasi
Perangkat organisasi koperasi ada (3) bagian :
1. Rapat Anggota
2. Dewan Pengurus
Bertugas sebagai Perencana, Personifikasi Badan Hukum Koperasi, Kesatuan Pimpinan, Penyedia sumberdaya dan pengendali koperasi. Di KOMIDA berikut adalah daftar pengurus anggotanya :
1. Slamet Riyadi (Ketua)
2. Elin Halimah (Bendahara)
3. Sri Hardono (Sekretaris)
3. Dewan Pengawas
Bertugas melakukan Pengawasan dan Pemeriksaan sekurang-kurangnya tiga bulan sekali atas tata kehidupan Koperasi yang meliputi Organisasi, Manajemen, Usaha, Keuangan, Pembukuan dan kebijaksanaanPengurus.di KOMIDA sendiri inilah adalah badan pengawanya :
1. Sugeng Priyono
2. Lucyanna Pandjaitan
3. Cacih M
7.Jenis dan bentuk koprasi
Jenis koprasi ini adalah koprasi mikro kredit System Grameen bank adalah salah satu sistem mikro kredit yang diciptakan oleh Mohammad Yunus tahun 1976 dengan pendekatan yang ramah dengan orang miskin. Sistem ini berdasarkan ide bahwa orang miskin memiliki kemampuan yang kurang digunakan. Yang berbeda dari kredit ini adalah pinjaman diberikan kepada kelompok perempuan produktif yang masih berada dalam status sosial miskin. Pola Grameen bank ini telah diadopsi oleh hampir 130 negara didunia (kebanyakan dinegara Asia dan Afrika). Jika diterapkan dengan konsisten, pola Grameen Bank ini dapat mencapai tujuan untuk membantu perekonomian masyarakat miskin melalui perempuan. Pada tahun 2006, Prof. Muhammad Yunus menerima penghargaan Nobel perdamaian.
sumber : http://mitradhuafa.com/index.php?page=grameen-bank
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/09/11/mengenal-konsep-grameen-bank-492450.html
Minggu, 21 Desember 2014
Selasa, 18 November 2014
KOPERASI WANITA BERKAH & SEJAHTERA
3. System Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA)
System Grameen Bank adalah salah satu sistem mikro kredit yang diciptakan oleh
Mohammad Yunus tahun 1976 dengan pendekatan yang ramah dengan orang miskin.
Sistem ini berdasarkan ide bahwa orang miskin memiliki kemampuan yang kurang
digunakan. Yang berbeda dari kredit ini adalah pinjaman diberikan kepada
kelompok perempuan produktif yang masih berada dalam status sosial miskin. Pola
Grameen bank ini telah diadopsi oleh hampir 130 negara didunia (kebanyakan
dinegara Asia dan Afrika). Jika diterapkan dengan konsisten, pola Grameen Bank
ini dapat mencapai tujuan untuk membantu perekonomian masyarakat miskin melalui
perempuan. Pada tahun 2006 Prof. Muhammad Yunus menerima penghargaan
Nobel perdamaian.
KOMIDA itu sendiri menjalankan prinsip-prinsip yang telah menjadi dasar dari
Grammen Bank. Diantaranya, lebih memudahkan masyarakat miskin dalam
mengaksesnya, dengan membuat prosedur maupun persyaratan pembiayaan dengan
sederhana dan membantu masyarakat miskin agar suatu saat bisa mempunyai asset
sendiri, dengan cara mewajibkan kepada nasabahnya agar menyisihkan sebagian
keuntungan yang diperoleh dari hasil usaha untuk dijadikan sebagai tabungan.
4. Tujuan Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA)
VISI
KOMIDA sebagai leader Lembaga Keuangan Mikro yang mampu
melayani kebutuhan modal usaha perempuan berpendapatan rendah sebanyak 500.000
di Indonesia.
MISI
1. Melakukan pelayanan melalui kredit kepada perempuan
berpendapatan rendah dengan menggunakan best practice model dan prinsip
transparan, profesional dan berkelanjutan.
2. Memberikan motivasi kepada kelompok masyarakat perempuan
berpendapatan rendah dalam berbagai kepentingan dalam rangka untuk
meningkatkan keberdayaannya.
5. Struktur pengurus Koperasi Mitra
Dhuafa (KOMIDA)
Dewan Pengawas
•
Sugeng Priyono
•
Lucyanna Pandjaitan
•
Cacih M
Dewan Penasihat
•
Laksmi Djuwita
•
Nining I Soesilo
•
Dedeh
Dewan Pengurus
•
Slamet Riyadi (Ketua)
•
Elin Halimah (Bendahara)
• Sri
Hardono (Sekretaris)
6. Salah satu Kegiatan yang Dilakukan
Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA)
•
Pembagian Bingkisan Lebaran Untuk Anggota KOMIDA
Menyambut
Hari Raya Idul Fitri 1434 KOMIDA membagikan bingkisan lebaran kepada
seluruh anggota KOMIDA mulai dari Aceh hingga Sulawesi. Tercatat lebih dari
129.000 anggota dari 59 cabang KOMIDA mendapatkan bingkisa lebaran,
diharapkkan dengan adanya program ini memberikan nilai positif bagi anggota dan
juga bagi Lembaga. Bukan nilai atau ukuran yang diutamakan dari pemberian
bingkisan tersebut , akan tetapi semoga dengan adanya program ini dapat
bermakna lebih bagi seluruh anggota KOMIDA
sumber :
Sabtu, 11 Oktober 2014
TUGAS 1-KOPERASI
KOPERASI WANITA BERKAH &
SEJAHTERA
Ada yang tau
apa itu KOMIDA ? tau ga ? ga tau yah ? yaudah deh ya kasih tau aja, KOMIDA
adalah Koperasi Mitra Dhuafa. KOMIDA ini merupakan salah satu
koperasi yang ada di Indonesia yang sudah memiliki banyak cabang. Dengan pusat
di Aceh. Sebenernya koperasi ini adalah salah satu bentuk koperasi
kredit mikro yang lebh condong membantu wanita miskin yang ada di
Indonesia. Mottonya saja adalah We Care The Poorest Women. Dan
KOMIDA sendiri menggunakan system Garmmen Bank. Mau tau lebih lanjut
? cekidot !!!!
1. aliran koprasi
KOMIDA
(Koperasi Mitra Dhu'afa) sejak bulan Agustus 2005, memulai program Sistem
Grameen bank di Aceh khususnya untuk korban tsunami. Para pendiri KOMIDA
sendiri sudah berpengalaman dalam program Grameen bank sejak 1997.
Pada
awalnya, KOMIDA memulai program replikasi Grameen Bank dengan badan hukum
Yayasan melalui YAYASAN MITRA DHUAFA (YAMIDA). YAMIDA sendiri berdiri sejak
pertengahan 2004 dengan tujuan membangun LKM di Indonesia yang besar,
profesional dan berkelanjutan. Kegiatan pertama adalah dengan melakukan
pelatihan kepada LKM di beberawa wilayah. Selanjutnya, karena Yayasan tidak
boleh mempunyai program simpan pinjam, oleh karena itu KOMIDA memilih badan
Hukum KOPERASI yang bersifat nasional sejak tahun 2008.
2. Sejarah Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA)
Sekitar pertengahan Agustus 2005, KOMIDA mulai beroperasi di NAD khususnya
untuk korban tsunami dengan kapasitas yang begitu terbatas. Kondisi Aceh
pasca Tsunami sangat bergelimpangan bantuan dari berbagai pihak sehingga
membuat KOMIDA sangat perlu berhati-hati dalam memberikan pemahaman tentang
seperti apa sistem yang akan diterapkan dalam mendampingi mereka
nantinya, karena yang akan diberikan itu Pinjaman bukan bantuan cuma-cuma. Pada
tahap awal kegiatan KOMIDA dimulai di Kecamatan Baitusalam tepatnya didesa
Miruk Lamreudeup diawali dengan mengadakan pertemuan umum di sebuah meunasah
sederhana. Dengan mengundang beberapa para pemuka masyarakat, kepala kampung,
serta seluruh masyarakat baik itu kaum perempuan maupun laki-laki. Pada saat
itu pula di jelaskan secara umum tentang seperti apa kegiatan KOMIDA. Dengan
anggota yang kami dapat untuk pertama kalinya berjumlah 15 orang dan semuanya
harus kaum perempuan. Namun saat ini, KOMIDA mempunyai 58 cabang
diseluruh Indonesia, mulai dari Aceh, Jawa, NTB, hingga Sulawesi.
sumber :
Selasa, 20 Mei 2014
TUGAS 5-perekonomian indonesia
TUGAS 5-PEREKONOMIAN INDONESIA
1.APa yang dimaksud dengan
revaluasi,devaluasi,embargo,hedging,kouta impor ?
Devaluasi adalah menurunnya nilai mata
uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika hal tersebut
terjadi, biasanya pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam
negeri tetap stabil. Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan menurunnya
nilai uang satu negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk
kepada kebijakan pemerintah.
Revaluasi adalah meningkatnya nilai mata uang
dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika hal tersebut terjadi, maka
pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil.
Istilah revaluasi lebih sering dikaitkan dengan meningkatnya nilai uang suatu
negara terhadap nilai mata uang asing. Revaluasi juga merujuk kepada kebijakan
pemerintah.
Dalam perniagaan dan politik internasional, EMBARGO adalah
pelarangan perniagaan dan perdagangan dengan sebuah negara. Embargo
umumnya dideklarasikan oleh sekelompok negara terhadap negara lain untuk
mengisolasikannya dan menyebabkan pemerintah negara tersebut dalam keadaan
internal yang sulit. Keadaan yang sulit ini dapat terjadi akibat pengaruh dari
embargo yang menyebabkan ekonomi negara yang dilawan tersebut
menderita karenanya.
Embargo biasanya
digunakan sebagai hukuman politik bagi pelanggaran terhadap sebuah kebijakan
atau kesepakatan. Salah satu contoh embargo adalah yang pernah diterapkan Amerika
Serikat terhadap Indonesia dari tahun 1999 hingga 2005 dalam
hal pengadaan senjata militer akibat pelanggaran HAM yang dilakukan ABRI di Timor
Timur.
Hedging
adalah strategi trading untuk "membatasi" atau "melindungi"
dana trader dari fluktuasi nilai tukar mata uang yang tidak menguntungkan.
Hedging memberi kesempatan bagi trader untuk melindungi diri dari kemungkinan
rugi (loss) meski ia tengah melakukan transaksi. Caranya adalah dengan
memperkecil risiko merugi ketika pergerakan nilai tukar mata uang tidak
memungkinkan trader meraih profit.
Kuota impor merupakan
salah satu kebijaksanaan non tarif (non tariff barriers), yaitu
kebijakan perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan distorsi,
sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan intyernasional. Kuota
impor itu sendiri diarti-kan sebagai tindakan sepihak yang dilakukan secara
sepihak dengan jalan menentukan batas maksimum jumlah barang yang boleh diimpor
selama jangka waktu tertentu. Tujuan pokoknya adalah untuk melindungi
kepentingan industri dan konsumen dalam negeri
2. Apa yangdimaksud dengan
laju pertumbuhan penduduk terhadap laju pertumbuhan ekonomi ?
PENDAHULUAN
Jumlah penduduk adalah salah satu indikator
penting dalam suatu Negara. Para ahli ekonomi klasik yang di pelopori
Adam smith bahkan menganggap bahwa jumlah penduduk merupakan input yang
potensial yang dapat digunakan sebagai faktor produksi untuk meningkatkan
produksi suatu rumah tangga perusahaan. Semakin banyak penduduk maka semakin
banyak pula tenaga kerja yang dapat digunakan. Oleh karena jumlah penduduk
terus bertambah, maka banyak yang harus dicanangkan untuk mengatasi keadaan
jumlah penduduk yang semakin bertambah. Pertumbuhan penduduk yang semakin
cepat tersebut, mengundang banyak masalah. Tetapi ini tidak berarti pada zaman
dahulu masalah kependudukan tidak ada. Sejalan dengan perkembangan penduduk
dunia, Indonesia juga sebagai negara berkembang yang tidak terlepas dari
pertambahan penduduk yang cepat.
Pertumbuhan penduduk yang besar dari tahun ke tahun ini memerlukan tambahan investasi dan sarana untuk mendukung
kesejahteraan rakyat seperti sarana pendidikan, kesehatan, perekonomian dan
lain sebagai lainnya. Hal ini tentu saja merupakan masalah bagi pemerintah
dalam usahanya membangun dan meningkatkan taraf hidup rakyatnya demi untuk
menuju masyarakat yang sesuai dengan isi UUD 1945. Pertumbuhan penduduk
yang begitu pesat sekarang ini sangat mempengaruhi perekonomian suatu bangsa, karena
kita lihat sekarang ini kepadatan penduduk di kota-kota besar di Indonesia
mempengaruhi tingkat pendapatan penduduk, jumlah lowongan kerja yang semakin
sedikit menyebabkan di Indonesia pada tahun-tahun terakhir banyak perilaku
kriminalitas yang terjadi akibat penyimpangan status penduduk yang satu dengan
yang lain dan ini menimbulkan status sosial antar masyarakat .
Namun ahli ekonomi lain yaitu Robert Malthus menanggap bahwa pada kondisi awal
jumlah penduduk memang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi namun pada suatu
keadaan optimum pertambahan penduduk tidak akan menaikkan pertumbuhan ekonomi
malahan dapat menurunkannya. Pada tahun tahun 2000, jumlah penduduk
Indonesia menunjukkan angka sebesar 205.135 juta jiwa dengan laju pertumbuhan
sebesar 10.380 juta jiwa atau sebesar 5.33 persen dari tahun 1995.
Sementara itu persentase penduduk miskin selama periode 1996- 2008 mengalami
fluktuasi dengan kecenderungan mengalami penurunan. Sejalan dengan itu
kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk merupakan
sasaran utama pembangunan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM). Sasaran ini tidak mungkin tercapai bila pemerintah tidak
mecahkan masalah kependudukan : seperti besarnya jumlah penduduk Indonesia dan
tidak meratanya penyebaran penduduk di Indonesia. Berbagai usaha untuk menekan
laju pertumbuhan penduduk yang tinggi telah dilakukan pemerintah melalui
berbagai program diantaranya program
keluarga berencana (KB) yang
dimulai awal 1970-an. Begitu pula usaha – usaha yang mengarah pada pemerataan
penyebaran penduduk telah dilakukan dengan cara memindahkan penduduk Pulau Jawa
diluar Pulau Jawa melalui program transmigrasi. Selain itu dengan telah
diberlakukannya program otonomi daerah, diharapkan dapat mengurangi perpindahan
penduduk terutama provinsi – provinsi di Pulau Jawa.
RANGKUMAN
Pertumbuhan ekonomi merupakan prasyarat untuk mengakselerasikan pembangunan
ekonomi keseluruhan. Intinya, kunci sukses pembangunan adalah terjadinya pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi, pemerataan distribusi pembangunan dan dinamisnya
stabilitas sosial maka perlunya peningkatan dari sisi investasi yang akan
menunjang pertumbuhan ekonomi. Akumulasi dari itu semua tentu akan berdampak
terhadap ekonomi secara makro. Investasi sebagai salah satu penyusun PDB, dan
dengan meningkatnya investasi itu tentu meningkatkan PDB pula. Investasipun
berbanding lurus terhadap tingkat kemampuan masyarakat melakukan pengeluaran.
Meningkatnya investasi maka jumlah akumulasi produksi juga meningkat, untuk
meningkatkan produksi dibutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak sehingga
pengangguran menurun, pendapatan masyarakat meningkat.
Dengan meningkatnya pendapatan maka meningkat pula kemampuan masyarakat untuk
melakukan pengeluaran, semakin banyaklah barang dan jasa yang dibeli. Dimana
artinya kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat. Tingginya laju
pertumbuhan penduduk di beberapa bagian di dunia juga menyebabkan jumlah
penduduk meningkat dengan cepat. Di beberapa bagian di dunia ini telah terjadi
kemiskinan dan kekurangan pangan. Fenomena ini menggelisahkan para ahli, dan
masing – masing dari mereka berusaha mencari faktor – faktor yang menyebabkan
kemiskinan tersebut.
Menurut Candra
Mustika sebagai
Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi
Universitas Jambi, dalam jurnalnya tentang “PENGARUH
JUMLAH PENDUDUK TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA” , Vol.1, No.4 yang diterbitkan pada Oktober
2011 secara umum menjelaskan bahwa sejalan dengan itu kebijakan pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk juga merupakan sasaran utama
pembangunan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).
Upaya ini juga dilakukan karena jumlah penduduk dianggap sebagai sumber daya
manusia yang potensial untuk memajukan perekonomian Negara.
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi dalam meningkatkan produksi
suatu perusahaan, dengan jumlah penduduk yang banyak Indonesia memiliki potensi
persediaan tenaga kerja yang cukup banyak tetapi tidak semua yang potensial
tersebut dapat terserap di tiap sektor produksi sehingga menimbulkan
pengangguran. Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan
lapangan kerja akan menyebabkan tingkat kesempatan kerja cendrung menurun.
Meski demikian jumlah penduduk yang bekerja tidak selalu menggambarkan jumlah
kesempatan kerja.
Terkait dengan jurnal diatas ada beberapa cara dalam mengatasi laju pertumbuhan
penduduk , seperti yang ditulis oleh Ida
Rafidah dan Arief Wibowo sebagai
anggota Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR dalam jurnalnya
yang berjudul “Peran KB Sebagai Pengontrol Laju Penduduk Terhadap Perekonomian
Indonesia”. Secara umum menjelaskan bahwa Indonesia
merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah yang
dihadapi, salah satunya adalah dibidang kependudukan yaitu masih tingginya
pertumbuhan penduduk. Untuk mengatasinya pemerintah mencanangkan program
Keluarga Berencana (KB). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan
akseptor melakukan Keluarga Berencana (KB) suntik antara lain pendidikan,
pekerjaan, tingkat pengetahuan, sikap, jumlah anak, fasilitas kesehatan,
fasilitas umum, dukungan tenaga kesehatan dan dukungan suami. Dalam hal
tersebut terdapat Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dukungan suami
sedangkan variable terikat dalam penelitian ini adalah kepatuhan akseptor
melakukan Keluarga Berencana (KB) suntik.
Tujuan umum adanya program kelurga berencana Meningkatkan kesejahteraan ibu,
anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)
yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan
kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. Tujuan khusus
program keluarga berencana yaitu meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan
alat kontrasepsi, menurunnya jumlah angka kelahiran bayi,meningkatnya kesehatan
keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran.
Selain program KB tersebut, pemerintah juga memerlukan tambahan investasi untuk
mendukung kesejahteraan rakyat seperti sarana pendidikan, kesehatan, dan
khususnya di bidang perekonomian masyarakat. Seperti hal nya dijelaskan oleh Afrizawati Staf Pengajar Jurusan Administrasi
Niaga Politeknik Negeri Sriwijaya , Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis – ISSN:
2085-1375, dalam jurnalnya tentang “Pengaruh Tingkat Penduduk
Terhadap Investment Grade di Indonesia” yang
diterbitkan pada Edisi Ke-VI, November 2011, secara umum bahwa peranan
investasi dalam pertumbuhan ekonomi diprediksi akan semakin meningkat, hal ini
didorong berbagai faktor positif seperti potensi pencapaianinvestment grade serta perbaikan iklim investasi
dan birokrasi.
Pencapaian investment grade merupakan bentuk pengakuan
terhadap kokohnya fundamental ekonomi makro Indonesia yang berhasil dibangun
pemerintah selama beberapa tahun ini. Istilah investment
grade merujuk pada sebuah
peringkat yang menunjuk utang pemerintah atau perusahaan, memiliki rasio yang
relatif rendah dari default atau gagal bayar sehingga memiliki
tingkat kepercayaan yang berkelanjutan dalam jangka panjang (Syadullah, 2011:
1). Investment grade diberikan kepada suatu negara yang
memiliki fundamental ekonomi yang kuat, stabilitas politik jangka panjang yang
stabil dan memiliki manajemen anggaran pemerintah serta kebijakan moneter yang
solid. Keseluruhan faktor tersebut dapat diprediksi serta di tandai dengan
defisit anggaran yang rendah, rasio hutang rendah dan inflasi yang terkendala
di berbagai sektor.
Adanya pemberian peringkat label Investment
grade dalam hal ini lembaga
pemeringkat internasional yaitu Fitch
Ratings akan memberikan
pengaruh yang cukup kuat bagi para investor asing untuk menanamkan investasinya
ke Indonesia. Lembaga ini merupakan suatu badan pemerhati dan pemberi peringkat
tingkat kelayakan suatu kelayakan suatu negara utntuk berinvestasi. Kemajuan
positif ini dapat membangkitkan harapan bahwa Indonesia merupakan Negara yang
layak dijadikan tempat berinvestasi aman bagi para investor. Seperti diketahui
sejak krisis moneter tahun 1997, Indonesia kehilangan status Investment grade, dimana
peringkat Indonesia mengalami downgrade,
bahkan pernah dinyatakan default atau gagal, setelah 14
(empatbelas) tahun lepas menyandang investment
grade akhirnya desember 2011
yang lalu, indonesisa mendapatkan kembali peringkat tersebut.
Peringkat investasi Indonesia naik dari BB+ menjadi BBB- dengan outlook stable. Seperti diketahui bahwa investasi
merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara yang di
tandai dengan meningkatnya kegiatan volume investasi baik penanaman modal asing
maupun domestik, sehingga kedepannya akan memberikan efek positif yang
signifikan terhadap perekonomian secara makro, implikasi ini dapat terlihat
pada perubahan nilai tukar, imbal hasil obligasi pemerintah dan pasar kredit.
Indikator-indikator itu menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia sebenarnya tidak
kalah dibandingkan ekonomi negara-negara yang telah memperoleh peringkat investment grade.
Pertumbuhan ekonomi merupakan prasyarat untuk mengakselerasikan pembangunan
ekonomi keseluruhan. Intinya, kunci sukses pembangunan adalah terjadinya
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, pemerataan distribusi pembangunan dan
dinamisnya stabilitas sosial maka perlunya peningkatan dari sisi investasi yang
akan menunjang pertumbuhan ekonomi. Meskipun telah mengalami kenaikan peringkat
investasi, Indonesia masih dihadapkan pada tiga masalah penghambat laju
pertumbuhan ekonomi. Ketiga masalah itu adalah birokrasi, korupsi, dan
infrastruktur. Sosiolog asal Jerman, Max Weber, mengatakan birokrasi merupakan
prasyarat bagi pembangunan ekonomi dan upaya penciptaan industri modern. Tanpa
birokrasi tidak akan mungkin dicapai ekonomi modern berkelanjutan,
industrialisasi yang cepat, dan take-off
into selfsustained growth (Giddens,
1985: 195).
Akumulasi dari itu semua tentu akan berdampak terhadap ekonomi secara makro.
Investasi sebagai salah satu penyusun PDB, dan dengan meningkatnya investasi
itu tentu meningkatkan PDB pula. Investasipun berbanding lurus terhadap tingkat
kemampuan masyarakat melakukan pengeluaran. Meningkatnya investasi maka jumlah
akumulasi produksi juga meningkat, untuk meningkatkan produksi dibutuhkan
tenaga kerja yang lebih banyak sehingga pengangguran menurun, pendapatan
masyarakat meningkat. Dengan meningkatnya pendapatan maka meningkat pula
kemampuan masyarakat untuk melakukan pengeluaran, semakin banyaklah barang dan
jasa yang dibeli. Dimana artinya kesejahteraan masyarakat akan semakin
meningkat.
KESIMPULAN
Setelah mempelajari dan memahami ketiga jurnal tersebut, kami dapat menarik
kesimpulan bahwa Sumber daya manusia yaitu penduduk dalam konteks pembangunan
ekonomi memiliki peran ganda. Peran ganda penduduk dalam konteks pembangunan
ekonomi adalah sebagai produsen dan juga sebagai permintaan. Sejalan dengan
peran ganda tersebut, penduduk dapat menjadi faktor pendorong dan juga
penghambat pembangunan ekonomi.
Laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan banyak atau sedikitnya
pertumbuhan penduduk tiap tahun dalam kurun waktu tertentu, umumnya 10 tahun.
Indonesia merupakan negara yang memiliki laju pertumbuhan yang tinggi. Adapun
tindakan yang telah dan dapat dilakukan oleh pemerintah dalam mengontrol laju
pertumbuhan penduduk adalah:
1. Program keluarga berencana
Keluarga berencana (disingkat
KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan
membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan
yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi, Jumlah anak dalam sebuah
keluarga yang dianggap ideal adalah dua. Gerakan ini mulai dicanangkan pada
tahun akhir 1970-an. Tujuan umum adanya program kelurga berencana Meningkatkan
kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera
dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan
penduduk.
2. Meningkatkan sumber daya
manusia yang telah ada
Peningkatan sumber daya manusia yang telah ada dapat dilakukan dengan
pendidikan formal maupun informal, sehingga dapat menunjang peningkatan
produktifitas guna mengimbangi laju pertumbuhan penduduknya. Laju pertumbuhan
penduduk yang tinggi di Indonesia menyebabkan tidak meratanya penduduk dalam
suatu wilayah. Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai program untuk
menekan laju pertumbuhan tersebut, namun dampak negatif seperti banyaknya
tingkat pengangguran akibat tidak seimbangnya jumlah tenaga kerja dengan jumlah
lapangan kerja, tidak dapat dihindarkan. Karena tidak meratanya jumlah penduduk
menyebabkan sumber potensial dalam suatu sektor pendapatan negara juga tidak
bekerja maksimal. Hal inilah yang menyebabkan tingkat kemiskinan di Indonesia
masih tinggi.
3. Tingkat penduduk
terhadap investasi
Investasi merupakan salah satu faktor
yang penting dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara. Indonesia sebagai
Negara yang memiliki potensi yang besar, dalam hal ini tentunya juga berupaya
menarik investor sebanyak-banyaknya. Indonesia memiliki daya tarik diantaranya
dikarenakan memiliki sumber daya manusia yang potensial. Namun sayangnya,
Indonesia memiliki sumber daya manusia yang belum merata dan belum banyak
terdidik. Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian khusus pemerintah kita
dalam upaya memajukan perekonomian Negara.
Jadi, semakin rendah laju pertumbuhan penduduk suatu negara akan semakin
menguntungkan bagi peningkatan kemakmuran negara tersebut. Laju pertumbuhan
penduduk yang tinggi akan menimbulkan banyak masalah bagi negara jika tidak
diikuti dengan peningkatan produksi dan efisiensi dibidang lainnya. Banyaknya
jumlah penduduk akan menambah beban sumber daya produktif terhadap sumber daya
yang belum produktif yang akibat lanjutnya akan menciptakan masalah sosial yang
cukup rumit.
3.
Apa yang dimaksud dengan kemiskinan absolute dan kemiskinan relative ?
Kemiskinan dapat dipahami sebagai suatu kondisi yang bersifat
absolut bila kondisi seseorang atau suatu rumah tangga diperbandingkan dengan
suatu standar tertentu tanpa memperhitungkan kondisi masyarakat secara
umum. Sedangkan kemiskinan dapat juga dipandang sebagai suatu kondisi
yang bersifat relatif bila kondisi seseorang atau suatu rumah tangga
diperbandingkan dengan taraf hidup masyarakat sekitarnya.
Jika menggunakan standar absolut, standar kemiskinan konsumsi
(garis kemiskinan) dihitung berdasarkan nilai uang yang dibutuhkan untuk
membayar jumlah kalori minimal yang dibutuhkan untuk hidup layak dan kebutuhan
non-makanan tertentu tanpa memperhitungkan tingkat konsumsi seluruh penduduk.
Di Indonesia, angka kemiskinan absolut dihitung menggunakan garis
kemiskinan (GK). GK adalah ukuran atau indikator kesejahteraan yang menunjukkan
kemampuan daya beli yang sama dari tahun ke tahun. Kemiskinan absolut ini
paling sesuai untuk digunakan dalam pemantauan program penanggulangan
kemiskinan antar waktu.
Jika menggunakan standar relatif, standar kemiskinan akan dihitung
berdasarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara umum. Tentunya standar
ini akan berubah antar-waktu dan antar-tempat. Kemiskinan relatif ini sangat
relevan khususnya apabila Pemerintah dihadapkan pada keterbatasan sumber daya
dan program penanggulangan kemiskinan hanya difokuskan pada segmen termiskin
tertentu, misalnya pada 10% atau 20% termiskin dari populasi. Pada saat
inilah pendekatan kemiskinan relatif lebih tepat untuk digunakan. Berbeda
tujuan dengan kemiskinan absolut yang digunakan untuk evaluasi naik-turunnya
tingkat kemiskinan,pendekatan kemiskinan relatif ditujukan sebagai dasar
perhitungan atau pertimbangan dalam mendesain program yang ditargetkan untuk
membantu masyarakat miskin. Pada taraf yang lebih luas tujuan
segmentasi kemiskinan dalam pendekatan relatif adalah untuk menyediakan
informasi yang lebih akurat mengenai kondisi distribusi kemiskinan saat ini
agar dapat digunakan oleh program penargetan kemiskinan dalam menyusun strategi
dan jumlah target yang sesuai antara anggaran dan kebutuhan tiap tingkatan
masyarakat atau dapat juga dimanfaatkan untuk menyusun strategi pembangunan
pada setiap level pemerintahan, dari pusat hingga daerah.
Senin, 12 Mei 2014
tugas 4-/perekonomian indonesia
Tugas 4
1. Jelaskan jika terjadi peredaran
uang di Indonesia dianggap dapat menimbulkan Inflasi maka BI sebagai pelaksana
kebijaksanaan moneter atau melakukan tindakan apa saja?
Karena
akibat meningkatnya uang yang beredar di masyarakat, artinya terdapat
penambahan jumlah uang yang beredar, sehingga para produsen menaikkan harga
barang sehingga dapat menimbulkan inflasi.
Bank sentral memainkan peranan penting dalam
mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan
tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki
kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh
diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini
disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang
independen — salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan
menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian — akan mendorong
tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral
umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan
harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai
tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang
dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs).
Saat ini pola inflation
targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia,
termasuk oleh Bank Indonesia.
BI mempunyai
3 tugas utama, yaitu menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank. Dalam rangka menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter tersebut, BI berwenang menetapkan sasaransasaran
moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi yang ditetapkan. Perlu
dikemukakan bahwa tugas pokok BI berubah sejak diterapkannya undang-undang
tersebut, yaitu dari multiple objective (mendorong pertumbuhan ekonomi,
menciptakan lapangan kerja, dan memelihara kestabilan nilai rupiah) menjadi single
objective (mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah). Dengan demikian
tingkat keberhasilan BI akan lebih mudah diukur dan dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat.
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank. Dalam rangka menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter tersebut, BI berwenang menetapkan sasaransasaran
moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi yang ditetapkan. Perlu
dikemukakan bahwa tugas pokok BI berubah sejak diterapkannya undang-undang
tersebut, yaitu dari multiple objective (mendorong pertumbuhan ekonomi,
menciptakan lapangan kerja, dan memelihara kestabilan nilai rupiah) menjadi single
objective (mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah). Dengan demikian
tingkat keberhasilan BI akan lebih mudah diukur dan dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat.
Seperti
dikemukakan diatas bahwa kontrol BI atas inflasi sangat terbatas, karena
inflasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh karena itu, BI selalu melakukan
assessment terhadap perkembangan perekonomian, khususnya terhadap
kemungkinan tekanan inflasi. Selanjutnya respon kebijakan moneter didasarkan
kepada hasil assessment tersebut. Perlu disampaikan pula bahwa pengendalian
inflasi tidak bisa dilakukan hanya melalui kebijakan moneter, melainkan juga
kebijakan ekonomi makro lainnya seperti kebijakan fiskal dan kebijakan di sektor riil.
Untuk itulah koordinasi dan kerjasama antar lembaga lintas sektoral sangatlah
penting dalam menangani masalah inflasi ini.
inflasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh karena itu, BI selalu melakukan
assessment terhadap perkembangan perekonomian, khususnya terhadap
kemungkinan tekanan inflasi. Selanjutnya respon kebijakan moneter didasarkan
kepada hasil assessment tersebut. Perlu disampaikan pula bahwa pengendalian
inflasi tidak bisa dilakukan hanya melalui kebijakan moneter, melainkan juga
kebijakan ekonomi makro lainnya seperti kebijakan fiskal dan kebijakan di sektor riil.
Untuk itulah koordinasi dan kerjasama antar lembaga lintas sektoral sangatlah
penting dalam menangani masalah inflasi ini.
Sasaran
akhir kebijakan moneter BI di masa depan pada dasarnya lebih
diarahkan untuk menjaga inflasi. Pemilihan inflasi sebagai sasaran akhir ini sejalan
pula dengan kecenderungan perkembangan terakhir bank-bank sentral di dunia,
dimana banyak bank sentral yang beralih untuk lebih memfokuskan diri pada upaya
pengendalian inflasi. Alasan yang mendasari perubahan tersebut adalah, pertama,
bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa dalam jangka panjang kebijakan moneter
hanya dapat mempengaruhi tingkat inflasi, kebijakan moneter tidak dapat
mempengaruhi variabel riil, seperti pertumbuhan output ataupun tingkat
pengangguran. Kedua, pencapaian inflasi rendah merupakan prasyarat bagi
tercapainya sasaran makroekonomi lainnya, seperti pertumbuhan pada tingkat
kapasitas penuh (full employment) dan penyediaan lapangan kerja yang seluasluasnya.
Ketiga, yang terpenting, penetapan tingkat inflasi rendah sebagai tujuan
akhir kebijakan moneter akan menjadi nominal anchor berbagai kegiatan ekonomi.
Strategi yang digunakan oleh BI dalam mencapai sasaran inflasi yang rendah adalah
:
- mengkaji efektivitas instrumen moneter dan jalur transmisi kebijakan moneter.
- menentukan sasaran akhir kebijakan moneter.
- mengidentifikasi variabel yang menyebabkan tekanan-tekanan inflasi.
- memformulasikan respon kebijakan moneter.
Dapat ditambahkan bahwa laju inflasi yang diperoleh dari indeks harga konsumen
(IHK) sebagai sasaran akhir dan laju inflasi inti (core atau underlying inflation)
sebagai sasaran operasional.
diarahkan untuk menjaga inflasi. Pemilihan inflasi sebagai sasaran akhir ini sejalan
pula dengan kecenderungan perkembangan terakhir bank-bank sentral di dunia,
dimana banyak bank sentral yang beralih untuk lebih memfokuskan diri pada upaya
pengendalian inflasi. Alasan yang mendasari perubahan tersebut adalah, pertama,
bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa dalam jangka panjang kebijakan moneter
hanya dapat mempengaruhi tingkat inflasi, kebijakan moneter tidak dapat
mempengaruhi variabel riil, seperti pertumbuhan output ataupun tingkat
pengangguran. Kedua, pencapaian inflasi rendah merupakan prasyarat bagi
tercapainya sasaran makroekonomi lainnya, seperti pertumbuhan pada tingkat
kapasitas penuh (full employment) dan penyediaan lapangan kerja yang seluasluasnya.
Ketiga, yang terpenting, penetapan tingkat inflasi rendah sebagai tujuan
akhir kebijakan moneter akan menjadi nominal anchor berbagai kegiatan ekonomi.
Strategi yang digunakan oleh BI dalam mencapai sasaran inflasi yang rendah adalah
:
- mengkaji efektivitas instrumen moneter dan jalur transmisi kebijakan moneter.
- menentukan sasaran akhir kebijakan moneter.
- mengidentifikasi variabel yang menyebabkan tekanan-tekanan inflasi.
- memformulasikan respon kebijakan moneter.
Dapat ditambahkan bahwa laju inflasi yang diperoleh dari indeks harga konsumen
(IHK) sebagai sasaran akhir dan laju inflasi inti (core atau underlying inflation)
sebagai sasaran operasional.
2. Faktor
utama yang menyebabkan timbulnya perdagangan internasional?Jelaskan!
Tiap negara
ingin agar penduduknya makmur dan sejahtera. Untuk itu, segala sumber daya yang
dimiliki dikerahkan untuk menghasilkan berbagai macam barang dan jasa. Produksi
untuk berbagai jenis komoditas tertentu mungkin berlebih (surplus),
tetapi untuk komoditas lainnya mungkin kurang (minus), atau tidak ada sama.
Kelebihan produksi atas kebutuhan dalam negeri dijual atau diekspor ke luar
negeri, sedang kekurangannya didatangkan atau diimpor dari luar negeri. Adanya
kelebihan dan kekurangan produksi inilah yang mendorong timbulnya perdagangan
internasional. Selain untuk menjual kelebihan produksi, perdagangan
internasional diperlukan untuk mengimpor kekurangan produksi.
Sekarang faktor apa saja yang mempengaruhi perdagangan internasional? Tentu ada banyak faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah yang sebagai berikut.
Sekarang faktor apa saja yang mempengaruhi perdagangan internasional? Tentu ada banyak faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah yang sebagai berikut.
- Perbedaan sumber daya alam yang dimiliki : Sumber daya alam yang dimiliki masing-masing negara berbeda. Jarang sekali suatu negara dapat memenuhi seluruh kebutuhannya dengan sumber daya alam yang dimilikinya. Oleh karena itu masing-masing negara harus melakukan pertukaran.
- Efisiensi (penghematan biaya produksi) : dengan adanya perdagangan internasional suatu negara dapat memasarkan hasil produksinya pada banyak negara. Negara tersebut berproduksi dalam jumlah besar sehingga dapat menurunkan biaya produksi. Barang yang diproduksi dalam jumlah besar akan lebih murah daripada barang yang diproduksi dalam jumlah kecil.
- Tingkat teknologi yang digunakan : Beberapa negara yang telah menggunakan teknologi lebih modern dapat memproduksi barang dengan harga lebih murah daripada yang menggunakan teknologi sederhana. Sebagai conto indonesia mengimpor mobil dari jepang karena jepang telah maju dalam teknologi pembuatan mobil
- Selera : Indonesia mengimpor buah apel dari Amerika Serikat padahalbuah apel dapat dihasilkan di dalam negeri. Buah apel dari Amerika Serikat menurut sebagian orang lebih mengundang selera dibandingkan buah apel lokal.
Faktor
yang juga berpengaruh terhadap perdagangan internasional adalah faktor sosial,
budaya, politik, dan pertahanan keamanan (hankam).
3. Sebutkan
ciri-ciri suatu negara yang telah berhasil membangun negara?
Indikator
negara maju dan berkembang dapat dilihat dari keberhasilan pembangunan di
bidang sosial ekonomi.
Indikator
tersebut anatara lain adalah:
- Jumlah penduduk
- Tingkatr pertumbuhan penduduk
- Tingkat kematian bayi
- Rata rata kelahiran hidup
- Usia harapan hidup
- Pendapatan perkapita
Negara maju
(developed cauntry) jika negara tersebut memiliki standart hidup yang tinggi,
dengan tingkat pendapatan perkapita tinggi, pertumbuhan penduduk yang rendah,
serta memiliki fasilitas sosial yang lengjap untuk melayani kebutuhan
masyarakat. Sedangkannegara berkembang (developing cauntry) adalah negara yang
pendapatan perkapitanya rendah, angka pertumbuhan hidup tinggi, infrastruktur
dan fasilitas sosial tidak memadai, kesehatan serta pendidikan masih rendah.
- Ciri ciri negara maju
- Pendapatan perkapita tinggi
- Eksport utama barang sekunder ( manufaktur) dan tersier ( jasa )
- Persentase penduduk yang tinggak di kota lebih besar dibanding yang tinggal di desa
- Mata pencaharian penduduk dibidang industri dan jasa
- Pertumbuhan penduduk sangat rendah
- Angka harapan hidup tinggi
- Angka kelahiran rendah
- Persentase penduduk usia muda rendah
- Tingkat pengangguran rendah
- Tingkat produktifitas tinggi
2 Ciri- ciri
Negara berkembang
- Pendapatan perkapita rendah sampai sedang
- Eksport utama produksi primer ( hasil pertanian, kehutanan, pertambangan)
- Persentase penduduk yang tinggal di desa lebih besar dibanding kan yang tinggal di kota
- Mata pencaharian penduduk bidang agararia
- Pertumbuhan penduduk sedang sampai timggi
- Angka harapan hidup rendah sampai menengah
- Angka kelahiran tinggi
- Persentase penduduk muda lebih tinggi
- Tingkat pengangguran tinggi
- Produktifitas rendah
- Ketergantungan terhadap negara maju
a. Sumber
Daya Alam Dimanfaatkan secara Optimal
Pemanfaatan
teknologi dan kepemilikan modal membuat masyarakat di negara maju mampu
memanfaatkan sumber daya alam secara optimal, menemukan sumber daya alam baru, ataupun memanfaatkan
sumber daya alam yang telah ada sebagai energi alternatif. Misalnya pemanfaatan
tenaga angin, air, atau energi matahari untuk menggantikan fungsi dari energi
minyak bumi.
b . Dapat
Mengatasi Masalah Kependudukan
Hal ini
dikarenakan angka pertumbuhan kecil, jumlah penduduk pada umumnya tidak terlalu
banyak, angka beban ketergantungan kecil, kualitas dan produktivitas penduduk tinggi,
pendapatan perkapita tinggi, dan peluang
kerja dan kesempatan berusaha terbuka luas.
c .
Produktivitas Masyarakat Didominasi Barang-
Barang Hasil
Produksi dan
Jasa Kegiatan ini tidak memerlukan lingkungan agraris, sehingga dapat
dipastikan bahwa > 70% penduduk negara maju tinggal di perkotaan.
d . Tingkat
dan Kualitas Hidup Masyarakat Tinggi
Tingginya
kualitas penduduk mendorong semakin tingginya produktivitas masyarakat yang
bermuara pada semakin tingginya pendapatan perkapita dan pendapatan nasional.
e. Ekspor
yang Dilakukan adalah Ekspor Hasil Industri dan Jasa
Ada kalanya,
suatu negara maju sangat minim sumber daya alam atau bahkan tidak memiliki
sumber daya alam sama sekali, namun dapat menghasilkan produk olahan sumber
daya alam. Misalnya, hasil minyak mentah dari negara Inggris sangat minim,
namun negara tersebut mampu menghasilkan produk olahan minyak bumi dan
memasarkannya ke seluruh penjuru dunia. Kebutuhan minyak mentahnya tercukupi
dengan cara mengimpor dari negara-negara lain yang umumnya termasuk dalam
kategori negara-negara berkembang.
f.
Tercukupinya Penyediaan Fasilitas Umum
Negara maju
memiliki kemampuan berupa sarana dan dana dalam memberikan pelayanan fasilitas
umum yang memadai bagi warganya. Hal ini juga didukung dengan tingginya tingkat
kesadaran warga masyarakatnya dalam memelihara dan memanfaatkan ketersediaan
sarana fasilitas umum yang ada.
g. Kesadaran
Hukum, Kesetaraan Gender, dan Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia Dijunjung
Tinggi
Masyarakat
di negara maju pada umumnya memiliki disiplin yang tinggi dalam mematuhi hukum.
Pemerintahan
yang berjalan menerapkan prinsip akuntabilitas (dapat dipertanggungjawabkan)
serta transparansi (terbuka) dalam berbagai tindakan dan pengambilan keputusan.
Jenis kelamin tidak lagi dipermasalahkan dalam penentuan jabatan, namun
kemampuanlah yang diperhitungkan. Penghormatan terhadap hak asasi manusia
dijunjung tinggi, bahkan untuk golongan minoritas, misalnya untuk kaum difabel
(different ability) seperti orang tua, tuna netra, atau penyandang cacat fisik
yang lain diberi fasilitas khusus dan porsi atau kesempatan kerja yang sejajar
dengan masyarakat normal.
h. Tingkat
Pendidikan Relatif Tinggi
Tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator
penting yang menunjukkan kualitas penduduk suatu negara. Di negara-negara maju
secara umum penduduknya sudah memiliki kesadaran tinggi akan arti penting
pendidikan dan penguasaan Iptek. Hal tersebut terlihat dari angka partisipasi
belajar penduduk negara-negara maju yang sangat tinggi. Tingginya tingkat
pendidikan penduduk di negara maju juga ditunjang oleh sistem pendidikan yang
baik dan anggaran pendidikan yang tinggi dari pemerintah.
i . Tingkat
Pendapatan Penduduk Relatif Tinggi
Kemajuan
tingkat pendidikan serta penguasaan Iptek oleh mayoritas penduduk menjadikan
negara maju memiliki potensi SDM yang berkualitas tinggi. Kondisi demikian
membuat penduduk negara maju tidak lagi menggantungkan sektor pertanian sebagai
penghasilan utama, tetapi di sektor industri, jasa dan perdagangan. Variasi pekerjaan
di berbagai sektor tersebut menjadikan penduduk negara maju memiliki pendapatan
rata-rata tinggi. Penghasilan penduduk yang tinggi akan berdampak pada
pendapatan perkapita yang tinggi pula.
j . Tingkat
Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata
penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi, sehingga kesadaran masyarakat akan arti penting kesehatan
juga sudah baik. Selain itu pihak pemerintah juga memberikan perhatian yang
sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui pembangunan berbagai
sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang dapat dijangkau oleh semua lapisan
masyarakat. Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik, dapat
terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup
penduduk yang tinggi di negara maju.
5. Benarkah
inflasi selalu merugikan? Jelaskan!
Inflasi
memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya
inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif
dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada
saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau
dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja,
menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para
penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh
juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka
menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap,
inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri
tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun
kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan
keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan
dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji
mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi juga
menyebabkan orang enggan untuk menabung
karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan
menghasilkan bunga, namun jika
tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan
menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit
berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank
yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
Bagi orang
yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat
pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan
pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang
meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang
pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
Bagi produsen,
inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi
daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong
untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar).
Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya
merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen
bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup
mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya
terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum,
inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong
kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif,
kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca
pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Referensi:
Langganan:
Komentar (Atom)
